Seperti sarang burung yang hangat, memberikan kenyamanan dan
rasa aman. Seperti itulah jika aku memberi pengandaian pada ibuku yang aku
biasa panggil “ebok” . Akupun seperti burung kecil yang selalu nyaman bersama
sarang, tapi taukah engkau ibu? Kadang anakmu juga menginginkan keluar dari
sarang, ingin tahu betapa indahnya dunia, Jika sang burung kecil selalu
disarang dan tak pernah berkutik, burung kecil merasa bosan, pasif dan jengah.
Mungkin satu-satunya hal yang paling menyenangkan adalah dirumah, bersamamu,
menemanimu. Namun aku perlu pengalaman , aku juga tak mungkin selalu bersamamu
nantinya. Sekarang aku sangat ketergantungan terhadapmu, burung kecil yang tak
tahu arah dan tujuan. Yang selalu menuruti kata-katamu, yang selalu membuatmu
marah karena kenakalanku, yang selalu membuatmu bersedih disaat lelah
menghampiri.
Aku tahu
engkau mengkhawatirkanku , karena kau selalu menganggapku burung kecil yang
belum pantas terbang kesana- kemari. Tapi sadarkah engkau ibu aku sudah berumur
5120 hari. Bahkan bisa dikatakan aku bukan burung kecil tetapi burung dewasa
yang menampakkan sayap-sayap indah dan ingin mengepakkannya. Aku sangat
menyayangimu bahkan jika kau meminta nyawaku kali ini aku tak akan berpikir
berulangkali. Banyak sekali hal yang membuatku kecewa, bu. Aku selalu membuatmu
cemas meski aku tak ingin engkau cemas. Aku pun tahu bahwa umurmu sudah tak
muda lagi, keriputmu mulai merambat seperti akar. Kapan aku bisa
membahagiakanmu, kanjeng mamiku yang cerewet.
Apa yang bisa membuatmu bahagia ? terkadaang aku membenci diriku karena
kesalahanku seperti gundukan sampah yang berbekas pekat tak bernyawa. Hmm, aku
sangat takjub kepadamu wahai ibu, aneh ketika aku terkulai lemas, tertidur
pulas sedangkan engkau sibuk memasak didapur seharian. Sungguh wanita perkasa yang tak kenal lelah.
Ibu mungkin bagi sebagian dari mereka menganggapmu lugu seperti anak bayi yang
baru menetas tapi bagiku engkau adalah wanita kekar tak berotot yang Tuhan
ciptakan karena engkau luar biasa. Darimu aku belajar banyak. Engkau laksana
embun dan terik matahari Ibu.
Kau tahu aku bukanlah elang yang liar bukan ? Aku tahu
sampai batasan mana aku harus terbang bu. Aku juga tahu aku adalah seorang anak
gadismu. Aku juga tidak sembarangan berteman sungguh. Mungkin karena hanya aku
yang tahu siapa teman yang baik untukku dan engkau hanya melihat warna sayap
mereka bu. Aku masih abu-abu dan akan menjadi pelangi untukmu. Jadi biarkanlah
aku sedikit bernapas , bergerak, terbang , dan masih merasakan embun dan terik
sinarmu . Aku sayang Ibu .
12-01-2013
0 komentar:
Posting Komentar