“Sesungguhnya Allah tidak memandang postur tubuh kalian, tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaan kalian, tetapi Allah memandang pada hati dan amal perbuatan kalian.” (HR Muslim dan Ath Thabrani dari Abu Hurairah)
Well, well, well inget kejadian enam
tahun silam xD, pas jalan bareng keluarga k Stamford Bridge (hahaaha kota
disamarkan) yup, lama ga keluar kota bareng keluarga, cerita sedikit tentang
perjalanan kami yang luthu dan seruu ! (pake tanda seru)
Hemm sebelum ada
suramadu pastinya secara enam tahun yang lalu ,
pas long weekend, kami berencana maen k rumah nenek di SB :D, kami
(Ayah, ebok, aku, mbk spupu, n adek ) pergi waktu itu kira-kira jam 9an naek
kendaraan sepupu. Alhamdulillah ya,
ternyata sampai di Surabaya, Ayah yang waktu itu nyetir salah jalur, Prit prit
prit bunyi peluit polisi, elok kiri pak sambil sambil menjulurkan tangan ke
kiri jalan. “Fuuh, palang Ayah arapah la riyah”
ebok bergidik.
“Selamat siang
Bapak”, polisi menyapa.
“Selamat siang
Pak”, Ayah ngejawab sok tegas, emang tegas sih :*
“Iya sebelumnya
maaf pak, bapak sudah salah jalur, seharusnya ke arah kiri bapak melaju ke arah
kanan” J polisi
“Hahahaa, iya pak
sebelumnya maaf, saya lupa jalannya lama gak ke surabaya, ini ada tugas
disurabaya sekalian ngajak keluarga” J Ayah
“Oh iya tujuan
mau kemana pak, boleh liat surat-suratnya? ” polisi
“Iya pak, saya
mau kedaerah ******* dimana ya jalannya?
anggota pak.. (sambil buka-buka dompet)
anggota pak.. (sambil buka-buka dompet)
“oh iya iya pak J( ngasi arah jalan) oke pak lain kali
perhatikan jalurnya ya
selamat jalan, selamat sampai tujuan” polisi
selamat jalan, selamat sampai tujuan” polisi
“oh iyaa pak,
makasih banyak (senyum sumringah) :D, yang di dalem mobil planga plongo doang
*hahaha
Ayahpun melaju (satu due tige jalan
terlalui *Jarjit) eh di tengah jalan Ayah ketawa-ketawa, yang lain ketawa juga
(aku tanda tanya) “kenapa yah ?” tanyaku -,-a
“ haha, tadi Ayah lupa jalurnya, bingung lama ga ke surabaya, tadi kan di tanya surat-suratnya, Ayah ga punya sim tadi, yadah bilang Anggota, ga tau pola kalo anggota tari .”
(yang lain angguk-angguk ketawa semua)
“Ga deg-degan yah?”
“mak deg-degannah yeng, km jiyeh jek ko’-tako’ ka oreng anggep bilis kabbi (pake bahasa madura), BERANIKANLAH DIRIMU SEBAB BERJUTA-JUTA ORANG BERHASIL BUKAN KARENA KEPANDAIANNYA TAPI KARENA KEBERANIANNYA” Ayah
“Ya ga bisalah yah, Ayah nyaman ngomongnya jah, yawes yawes kalah, haha” -,-a
(dalem hati, kagum pake bangettt sama Ayah, lelaki yang benar-benar tegas dan pemberani, hee )
“ haha, tadi Ayah lupa jalurnya, bingung lama ga ke surabaya, tadi kan di tanya surat-suratnya, Ayah ga punya sim tadi, yadah bilang Anggota, ga tau pola kalo anggota tari .”
(yang lain angguk-angguk ketawa semua)
“Ga deg-degan yah?”
“mak deg-degannah yeng, km jiyeh jek ko’-tako’ ka oreng anggep bilis kabbi (pake bahasa madura), BERANIKANLAH DIRIMU SEBAB BERJUTA-JUTA ORANG BERHASIL BUKAN KARENA KEPANDAIANNYA TAPI KARENA KEBERANIANNYA” Ayah
“Ya ga bisalah yah, Ayah nyaman ngomongnya jah, yawes yawes kalah, haha” -,-a
(dalem hati, kagum pake bangettt sama Ayah, lelaki yang benar-benar tegas dan pemberani, hee )
Di tengah jalan
kira-kira udah agak siangan, yah pas biasanya disana orang-orang lagi istirahat
kerja. Macet, jalanan macet penuh sessak *fuuhaah bernyawa duluw :3 hahahaa
(*anyabeh|bernafas )
Hehe ngeliat dari jendela mobil banyak orang berlalu lalang :3, panas , pusing ga nyampe-nyampe ke Stamford Bridge *maksa .
Ngeliat berbagai macam manusia disekitar jalan sedikit ngerefresh otak, hahaha saya sedang berimajinasi pamirsah *owhh, sampe di marahin ma ebok ketawa sendiri *huumm aku masi waras kok kanjeng mami :*
Dan saat itu saya berusaha untuk mengamati sesuatu yang biasa sih sebenernya, melihat seorang pengemis tua di pinggir jalan , kemudian ada seorang wanita sekitar umur 35an lah ya, rambutnya terurai sebahu, menggunaakan rok pendek selutut,*bisa diliat mungkin pegawai kantoran. Setelah diamati sebenernya ngga biasa, taukah apa yang di perbuat oleh wanita cantik itu kepada sang pengemis?
Pengemis itu di lahap lalu di tangkap (cicak cicak di dinding diam-diam merayap ) hee becanda ^^v
Ya sebenernya tidak ada yang aneh dari ibu ini, Tapi caranya dalam memperlakukan sang pengemis berbeda dan tak pernah saya lihat di kehidupan nyata J.
Yup, ibu ini memberikan santunan uang kepada pengemis tersebut, memang tidak banyak, mungkin sekitar Rp. 2000,00 lalu dia merunduk setengah duduk dan mengelus-elus punggung sang pengemis sambil berbicara dan tersenyum *saya tidak tau ibu itu berbicara apa . Yang jelas perlakuannya sangat hangat dan inilah pertama kalinya saya melihat sesuatu dengan tulus dan menyejukkan hati. Yaah bisa dikatakan dari gambaran di atas, ibu ini bukan golongan Wanita berjilbab akan tetapi hatinya begitu mulia dan bersahaja, Tulus dalam memberi. Pengemis juga mempunyai hati dan perasaan, sebenarnya kita dinilai bukan dari berapa yang kita beri tapi bagaimana kita menghargai orang lain, seberapa hangatnya perlakuan kita terhadap sesama J
CATATAN : Manusia seringkali menghargai seseorang karena statusnya padahal status
hanyalah sementara , buatan manusia dan tidak kekal. Sedangkan status kita di hadapan Allah sama. Marilah kita mengasihi dan memperhatikan sesama tanpa memandang status .
Coretan kecil Dian Dendon
Hehe ngeliat dari jendela mobil banyak orang berlalu lalang :3, panas , pusing ga nyampe-nyampe ke Stamford Bridge *maksa .
Ngeliat berbagai macam manusia disekitar jalan sedikit ngerefresh otak, hahaha saya sedang berimajinasi pamirsah *owhh, sampe di marahin ma ebok ketawa sendiri *huumm aku masi waras kok kanjeng mami :*
Dan saat itu saya berusaha untuk mengamati sesuatu yang biasa sih sebenernya, melihat seorang pengemis tua di pinggir jalan , kemudian ada seorang wanita sekitar umur 35an lah ya, rambutnya terurai sebahu, menggunaakan rok pendek selutut,*bisa diliat mungkin pegawai kantoran. Setelah diamati sebenernya ngga biasa, taukah apa yang di perbuat oleh wanita cantik itu kepada sang pengemis?
Pengemis itu di lahap lalu di tangkap (cicak cicak di dinding diam-diam merayap ) hee becanda ^^v
Ya sebenernya tidak ada yang aneh dari ibu ini, Tapi caranya dalam memperlakukan sang pengemis berbeda dan tak pernah saya lihat di kehidupan nyata J.
Yup, ibu ini memberikan santunan uang kepada pengemis tersebut, memang tidak banyak, mungkin sekitar Rp. 2000,00 lalu dia merunduk setengah duduk dan mengelus-elus punggung sang pengemis sambil berbicara dan tersenyum *saya tidak tau ibu itu berbicara apa . Yang jelas perlakuannya sangat hangat dan inilah pertama kalinya saya melihat sesuatu dengan tulus dan menyejukkan hati. Yaah bisa dikatakan dari gambaran di atas, ibu ini bukan golongan Wanita berjilbab akan tetapi hatinya begitu mulia dan bersahaja, Tulus dalam memberi. Pengemis juga mempunyai hati dan perasaan, sebenarnya kita dinilai bukan dari berapa yang kita beri tapi bagaimana kita menghargai orang lain, seberapa hangatnya perlakuan kita terhadap sesama J
CATATAN : Manusia seringkali menghargai seseorang karena statusnya padahal status
hanyalah sementara , buatan manusia dan tidak kekal. Sedangkan status kita di hadapan Allah sama. Marilah kita mengasihi dan memperhatikan sesama tanpa memandang status .
Coretan kecil Dian Dendon
Tema: hanya hati dan perbuatan yang mencerminkan
siapa kita, bukan hanya apa yang kita gunakan
Penulisan :
Hari: Sabtu,
26 mei 2012
Jam : 22.43
Lokasi : Kamar mungil
Lokasi : Kamar mungil
0 komentar:
Posting Komentar